JEJAK NIS DI PABRIK GULA MADUKISMO
Jika peribahasa mengatakan ada gula
pasti ada semut maka dalam dunia perpabrikgulaan berlaku peribahasa ada pabrik
gula, pasti ada jalur kereta api. Begitulah kiranya peribahasa yang bisa
menggambarkan kondisi zaman dulu. Dahulu perkembangan alat transportasi masal
memang tidak semasif saat ini. Pada pertengahan abad 18 alat transportasi masal
yang cukup popular dan dianggap modern adalah kereta api. Kereta api pula yang
menjadi andalan bagi industri gula dalam menggerakkan roda ekonomi sekaligus
distribusinya.
Hampir semua wilayah di Indonesia
khususnya di Pulau Jawa yang memiliki titik-titik industri gula selalu
terhubung dengan jalur kereta api. Sebagai contoh adalah jalur kereta api yang
dibangun NIS dari Stasiun Yogyakarta hingga Halte Sewugalur. Jalur tersebut
merupakan jalur percabangan yang mulai dibangun pada tahun 1895 seiring dengan
pesatnya pertumbuhan industri gula di wilayah Yogyakarta.
Disepanjang jalur tersebut banyak
berdiri bangunan stasiun dan halte sebagai tempat untuk mengangkut penumpang
sekaligus percabangan jalur menuju pabrik-pabrik gula yang tersebar di wilayah
tersebut. Tercatat pernah ada empat pabrik gula yang pernah berdiri di petak
jalur kereta antara Stasiun Yogyakarta hingga Halte Sewugalur. Pabrik gula
tersebut diantaranya adalah: PG Padokan (sekarang Madukismo), PG Bantul (sudah
hancur), PG Gesikan (sudah hancur), dan PG Sewugalur (sudah hancur).
Persebaran
Pabrik Gula di Wilayah Yogyakarta
Sumber:
Universiteit Leiden
Pada artikel ini saya akan membahas
mengenai sisa-sisa jalur percabangan antara Stasiun Winongo hingga Pabrik Gula
Padokan (Madukismo). Seperti yang telah saya jelaskan diatas bahwa setiap
pabrik gula pasti terhubung dengan jalur kereta api guna mengangkut hasil industrinya.
Begitu juga dengan Pabrik Gula Padokan (Madukismo) yang terhubung dengan Halte
Winongo Bantul.
Percabangan
Jalur dari Halte Winongo menuju SF Padokan
Sumber: kitlv.nl
SF Padokan
Sumber: kitlv.nl
Sedikit berbicara mengenai sejarah
Pabrik Gula Madukismo, pabrik ini dahulunya bernama Pabrik Gula Padokan yang
merupakan satu dari tujuh belas pabrik gula yang pernah berdiri di wilayah
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada masa agresi militer Belanda dua,
pabrik ini dibumihanguskan bersamaan dengan pabrik-pabrik gula lainnya. Hal ini
bertujuan untuk mencegah diambilnya kembali pabrik gula oleh tentara Belanda
yang ingin kembali menjajah Indonesia.
Pada tahun 1955 atas prakarsa dari
Sri Sultan Hamengku Buwono IX
didirikanlah Pabrik Gula Madukismo yang berlokasi tepat dibekas Pabrik
Gula Padokan di Tirtonirmolo Kasihan Bantul. Pendirian pabrik gula ini dimaksudkan
untuk menolong rakyat yang banyak kehilangan pekerjaan akibat banyaknya pabrik
gula yang dibumihanguskan pada masa itu.
Pabrik Gula
Madukismo
Sumber: google
Penelusuran saya dipercabangan jalur
kereta api dari Halte Winongo menuju Pabrik Gula Madukismo ini berdasarkan peta
lawas buatan Belanda. Jaraknya tidaklah terlalu jauh, mungkin hanya sekitar dua
kilometer. Dari Halte Winongo penelusuran saya mulai dengan masuk kesebuah gang
disisi timur Halte. Dititik tersebut bekas jalur kereta memang sudah tidak
terlihat dikarenakan sudah tertimbun oleh rumah-rumah penduduk. Namun setelah
menelusuri lebih jauh, akhirnya saya menemukan beberapa bekas jalur kereta yang
masih utuh sedikit tertimbun rumah warga. Bekas besi rel tersebut mengarah
kearea persawahan menuju pabrik gula.
Halte Winongo
Bekas Jalur
Kereta Menuju PG Madukismo
Bekas Rel
Tertimbun Rumah Warga
Disebuah persilangan jalan ditengah
sawah saya menjumpai bekas jalur kereta yang masih utuh dengan beberapa tiang
tertancap disekitarnya. Jalur tersebut kemudian mengarah ketengah sawah menuju
PG Madukismo. Memang bekas rel kereta sudah sedikit yang bisa ditemukan. Akan
tetapi bekas gundukan tanah jalur kereta api masih bisa kita saksikan dengan
jelas. Rail ban tersebut kini dijadikan warga sebagai jalan setapak.
Bekas Rel yang
Masih Utuh
Rel Mengarah ke
Pabrik Gula Madukismo
Sebelum memasuki area pabrik gula,
terdapat sebuah tiang sinyal yang masih tertancap disebuah titik yang dulunya
merupakan persilangan dengan jalur lori milik PG Madukismo. Dititik tersebut
hanya bekas rel lori saja yang masih utuh, sedangkan bekas rel kereta apinya
sudah hilang tak berbekas. Rencananya jalur lori yang ada dititik tersebut akan
digunakan sebagai jalur wisata, akan tetapi hingga detik ini rencana tersebut
hanyalah rencana yang tidak kunjung terealisasi.
Bekas Jalur
Kereta Menghadap Halte Winongo
Tiang Sinyal yang Tersisa
Bekas Jalur Lori
yang Tersisa
Jalur
Kereta Masuk ke Area Pabrik Gula Madukismo
Lori Tebu PG
Madukismo
Area PG
Madukismo
------------------------------------------------------------------------------------------------------
PRIMA UTAMA / 2017 / MAIL: primautama@ymail.com / WA: 085725571790 / INSTA: @primautama