Selasa, 19 April 2016

REDOKUMENTASI JALUR STASIUN NGROMBO - STASIUN GODONG

REDOKUMENTASI JALUR NGROMBO – GODONG GROBOGAN

            Beranjak meninggalkan Stasiun Gundih di Desa Geyer, perjalanan segera saya lanjutkan menuju ke Kota Purwodadi. Kali ini tujuan pertama saya adalah di petak jalur non aktif Stasiun Ngrombo – Alun-alun Purwodadi. Perlu diketahui bahwa jalur tersebut pada masa lalu adalah jalur penghubung antara jalur NIS yang membentang dari Semarang – Cepu dengan jalur milik SJS yang membentang dari Demak – Blora. Percabangan jalur ini sebenarnya mirip dengan percabangan jalur di Stasiun Wirosari SJS yang terhubung juga dengan Stasiun Kradenan NIS.
            Setengah jam perjalanan akhirnya saya tiba di Stasiun Ngrombo. Stasiun  Ngrombo adalah stasiun terbesar dan teramai di Kabupaten Grobogan. Tahun 2014 saya pernah transit di stasiun ini dengan menggunakan kereta api Harina dari Surabaya menuju Semarang. Di stasiun ini bekas jalur percabangan menuju alun-alun kota sudah tidak bisa dijumpai. Dari Stasiun Ngrombo percabangan jalur menuju kearah utara masuk ke area perkampungan warga dan kemudian tembus hingga berada disamping kiri jalan raya.
            Kurang lebih satu kilo dari Stasiun Ngrombo, jalur kereta bersilangan dengan jalan raya berpindah kesisi sebelah kanan jalan. Dibeberapa titik bekas jalur masih bisa dijumpai namun mayoritas bekas jalur kereta sudah tertimbun tanah dan aspal jalan. Disepanjang jalan menuju alun-alun kota beberapa besi bekas rel kereta tampak beralih fungsi menjadi tiang listrik.

            Kurang lebih jarak dari Stasiun Ngrombo hingga Alun-Alun Kota Purwodadi sejauh 4 kilometer. Sebelum memasuki kota, bekas jalur kereta banyak yang telah berubah menjadi trotoar dan taman kota. Di sepanjang jalur ini juga banyak dijumpai patok milik PT. KAI yang tertancap. Bahkan saya sempat menemukan bekas papan penanda Semboyan 35 yang belum tercabut.

Jalur dari Stasiun Ngrombo – Alun-alun Kota Purwodadi Berpotongan dengan Jalan Raya (Foto dari Arah Alun-Alun Kota)

Bekas Jalur Kereta Menjadi Taman Kota (Foto dari Arah Alun-Alun Kota)

Bekas Papan Semboyan 35

Alun-Alun Kota Purwodadi

Di Alun-alun Purwodadi terdapat garis yang terbuat dari semen yang merupakan penanda bekas jalur kereta api dimasa lalu. Disekitar alun-alun pun juga banyak dijumpai patok milik PT. KAI. Diarea tersebut merupakan titik pertemuan antara jalur Demak – Blora dengan jalur penghubung dari Stasiun Ngrombo.

Patok Milik PT. KAI di Sekitar Alun-Alun (Foto dari Arah Blora)

            Dari alun-alun perjalanan saya lanjutkan menuju Stasiun Purwodadi SJS yang terletak persis didepan Pasar Besar Purwodadi. Bekas Stasiun Purwodadi kini difungsikan sebagai terminal angkot. Yang masih tampak dari stasiun tersebut adalah rangka bessinya yang masih kokoh. Emplasemen stasiun kini digunakan masyarakat sebagai tempat berdagang dan kios.
            Tak jauh area bekas Stasiun Purwodadi, tepatnya disisi barat terdapat bekas bangunan dipo lokomotif yang kondisinya sangat mengenaskan. Bangunan dipo tersebut kini digunakan sebagai tempat penyimpanan barang-barang bekas. Kondisi dipo tersebut memang tak sebaik dipo Stasiun Blora yang masih utuh dan cukup terawat.

Bekas Stasiun Purwodadi

Bagian Dalam Bekas Dipo Lokomotif Stasiun Purwodadi

Bangunan Dipo Lokomotif Stasiun Purwodadi (Atap Seng)

            Beranjak dari Stasiun Purwodadi, perjalanan saya lanjutkan menuju kearah barat yakni menuju Godong. Disepanjang jalan menuju Godong, sebenarnya terdapat beberapa halte pemberhentian kereta, namun semua halte tersebut sudah hilang tak berbekas.
            Bekas jalur kereta dari Stasiun Purwodadi menju Godong hanya menyisakan beberapa bekas rel saja. Hampir semua bekas besi rel telah hilang dan tertimbun tanah. Hal ini karena hampir sebagian besar jalur kereta bersisian dengan jalan raya. Setibanya di Stasiun Godong saya disambut sebuah tiang sinyal masuk stasiun yang masih tertancap rapi didepan bangunan dealer sepeda motor. tak jauh dari sinyal tersebut saya tiba di Stasiun Godong.
            Stasiun Godong berdiri tak jauh dari Pasar Godong. Stasiun ini kondisnya lebih rapi jika dibandingkan dengan kondisi tahun lalu saat pertama kali saya berkunjung. Bangunan asli stasiun yang terbuat dari kayupun masih Nampak jelas terlihat. Di bagian depan stasiun digunakan sebagai toko sedangkan halaman belakang stasiun digunakan sebagai area parker bus.
            Tak jauh dari Stasiun Godong atau tepatnya di depan Pasar Godong, juga bisa dilihat sinyal stasiun lain. Kondisinya juga masih cukup baik. Disekitar Stasiun Godong masih bisa diamati beberapa bekas jalur kereta yang menuju ke Demak.


Bekas Jalur Kereta Menuju Godong (dahulu terdapat wesel dan kemungkinan terdapat halte kereta)

Sinyal Keluar (Foto dari Arah Stasiun Godong)

Sinyal Keluar (Foto dari Arah Purwodadi)


Stasiun Godong

Emplasemen Stasiun Godong

Jalur Kereta Menuju Stasiun Godong


Sinyal Masuk Stasiun Godong

            Dengan sampainya saya di Stasiun Godong, berakhir pula perjalanan redokumentasi saya di petak Purwodadi – Godong. Semoga diwaktu lain saya bisa berkunjung di jalur-jalur ditempat yang berbeda yang tak kalah serunya. Semoga.

Artikel terkait:
JALUR KERETA PURWODADI - BLORA

PRIMA UTAMA / 2016 / WA: 085725571790 / FB, EMAIL: primautama@ymail.com / INSTA: @primautama  



















6 komentar:

  1. Hehe maaf meluruskan. Yang ada tower airnya itu bukan alun-alun. Namanya simpang lima.kalau alun-alun masih ke utara lagi. Thanks telah mendokumentasikannya. Request donk reaktivasi kedungjati-ambarawa sampai mana :D

    BalasHapus
  2. Hehe maaf meluruskan. Yang ada tower airnya itu bukan alun-alun. Namanya simpang lima.kalau alun-alun masih ke utara lagi. Thanks telah mendokumentasikannya. Request donk reaktivasi kedungjati-ambarawa sampai mana :D

    BalasHapus
  3. Informasi yg bermanfaat...mt nuwun PRIMA UTAMA..

    BalasHapus
  4. Artikelnya mestinya dikoreksi dong. Yang ada tower air itu bukan alun2, tapi namanya simpang lima. Saya org pwdd asli nih

    BalasHapus