Meninggalkan
Jetis, perjalanan segera saya lanjutkan menuju Balong. Disepanjang perjalanan
menuju Balong bekas jalur kereta masih banyak terlihat dan bahkan masih bisa
dikatakan utuh. Disini posisi jalur kereta tepat berdampingan dengan jalan raya.
Pemandangan dijalur ini bisa dikatakan indah. Pemandangan ladang persawahan
serta gunung menghiasi perjalanan saya menuju Balong.
Tibalah saya di Stasiun Balong.
Posisi stasiun ini tidak jauh beda dengan Stasiun Jetis yang berada disamping
jalan raya. Kondisi bangunan Stasiun Balong masih bisa dikatakan bagus. Saat
ini bangunan dimanfaatkan untuk toko sembako. Stasiun ini dahulu memiliki dua
jalur sepur yang hingga kini masih bisa dilihat dibagian emplasemen stasiun.
Dari Stasiun Balong, jalur kereta memotong jalan raya menuju Stasiun Slahung
sebagai pemberhentian terakhir dipetak jalur Madiun – Ponorogo.
Peta
Lokasi Halte Balong
Sumber:
kitlv.nl
Pemandangan
Menuju Balong
Bekas
Jalur Kereta Menuju Balong
Bekas
Jalur Kereta di Emplasemen Stasiun Balong
Bangunan
Stasiun Balong
Bekas
Jalur Kereta dari Stasiun Balong (Atas) Meuju Slahung (Bawah)
Hari semakin terik perjalanan segera
saya lanjutkan menuju lokasi stasiun terakhir yakni Stasiun Slahung. Jarak dari
Balong menuju Slahung bias dikatakan cukup jauh. Akan tetapi dipetak ini
lagi-lagi saya disuguhi pemandangan indah yang memanjakan mata. Suasana jalan
rayapun juga tidak begitu ramai.
Dipetak Balong – Slahung, bekas
jalur kereta api tidak tepat berada disamping jalan raya. Akan tetapi sedikit
agak menjauh. Posisinya berada disebelah kiri jalan. Meskipun bekas rel sudah
banyak yang hilang, namun kita masih bisa menyaksikan gundukan tanah bekas
jalur kereta yang memanjang berdampingan dengan jalan raya.
Sebelum memasuki Halte Slahung
posisi rel berpindah kesebelah kanan jalan. Bahkan dititik persilangan tersebut
masih bias dijumpai bekas rel dan pondasi jembatan. Tak lama kemudian tibalah
saya di Pasar Slahung. Lokasi stasiun berada persis dibelakang pasar tersebut.
Kondisi Stasiun Slahung masih sama seperti saat saya berkunjung ke tempat ini
dua tahun yang lalu. Bangunan stasiun masih terlihat kokoh berdiri meskipun
sudah lama tak terpakai. Jika dibandingkan dengan ukuran bangunan Stasiun Jetis
dan Stasiun Balong, Stasiun Slahung masih kalah besar.
Stasiun Slahung juga dilengkapi
fasilitas rumah dinas bagi para pegawainya yang hingga kini masih ditempati dan
masih terawat dengan baik. Dibagian emplasemen stasiun sudah tidak bisa
dijumpai bekas besi rel sama sekali. Kini bangunan stasiun dimanfaatkan oleh
warga sebagai gudang penyimpanan jahe.
Lokasi Stopplast Banggel dan Brata Sebelum
Halte Slahung
Sumber:
kitlv.nl
Lokasi
Halte Slahung
Sumber:
kitlv.nl
Jalur
Kereta Menuju Slahung
Bekas
Railban Menuju Slahung
Perkiraan
Lokasi Halte Brata
Bekas
Pondasi Jembatan di Slahung
Bekas Railban Menjadi Hutan (Kanan)
Stasiun
Slahung
Kereta
Menuju Slahung
Sumber:
Rob Dickinson
Stasiun
Slahung Saat Masih Aktif
Sumber:
Rob Dickinson
Dengan
tibanya saya di Slahung, maka selesai sudah perjalanan saya menelusuri bekas
jalur kereta Madiun – Slahung Ponorogo. Banyak pelajaran penting yang bisa
diambil selama penelusuran kali ini. Semoga suatu saat jalur yang sudah 30
tahun lebih mati tersebut bias dihidupkan lagi. Semoga.
Perjalanan
Kereta di Ponorogo
PENELUSURAN TERDAHULU:JALUR MADIUN - PONOROGO
PRIMA UTAMA / 2017 / EMAIL: primautama@ymail.com / WA : 085725571790 / INSTAGRAM: @primautama