Bekas
Pondasi Jembatan Kereta Menuju Pagotan
Bekas
Jalur Kereta Menuju Pagotan
Bekas
Jalur Kereta Diabadikan Menjadi Nama Jalan Stasiun
Halte
Pagotan Saat Masih Aktif
Sumber: Foto James Waite
Bangunan
Halte Pagotan
Pabrik Gula Pagotan
Menyinggung
sejarah Pabrik Gula Pagotan, pabrik yang didirikan pada tahun 1884 oleh NV CODY
COSTEREN VAN VOORHOUT tersebut telah banyak mengalami peristiwa sejarah
penting. Hingga tahun 1941 pabrik ini masih aktif memproduksi gula untuk
kepentingan ekspor. Akan tetapi semenjak pendudukan Jepang pada tahun 1942,
banyak rakyat yang melakukan penjarahan terhadap barang-barang pabrik yang
mengakibatkan kerusakan berat. Akan tetapi Jepang mampu mengubah kondisi
tersebut dan menjadikan PG Pagotan menjadi pabrik semen yang berbahan gips yang
diperoleh dari daerah Slahung Ponorogo.
Saat
masa revolusi fisik antara tahun 1945 – 1948, PG Pagotan berhasil diambil alih
oleh rakyat Indonesia dan menjadikannya sebagai pabrik pembuat granat tangan
dan markas tentara Indonesia. Pada masa Agresi Militer Belanda tahun 1949,
Belanda kembali berhasil menguasai bangunan pabrik dan menjadikannya sebagai
markas.
Selesainya
masa perang PG Pagotan mulai berbenah. NV CODY COSTTERN VAN VOORHOUT selaku pendiri PG Pagotan mulai melakukan
perbaikan besar-besaran. Akhirnya pada tahun 1953 PG Pagotan berhasil melakukan
giling pertamanya setelah perang.
PG
Pagotan merupakan salah satu pabrik gula yang masih mengoperasikan lokomotif
uap untuk menarik rangkaian lori tebu di emplasemen pabriknya. Hal ini tentu
saja menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat sekitar terutama anak-anak
dimana lokomotif uap khususnya narrow
gauge sudah sangat sulit dijumpai karena perannya telah tergantikan oleh
truk.
Salah
Satu Lokomotif Uap PG Pagotan
Masyarakat
Menunggu Lokomotif Uap PG Pagotan
Aktivitas Kereta Tebu di PG Pagotan
Sumber: Rob Dickinson
Meninggalkan PG Pagotan, perjalanan saya lanjutkan menuju
Ponorogo. Dari Pagotan posisi rel berada di sebelah kiri jalan. Akan tetapi
didaerah Dolopo posisi rel menyeberang kekanan jalan dan kemudian berpindah
lagi kekiri jalan raya. Di petak Pagotan – Ponorogo masih banyak dijumpai bekas
besi rel kereta api. Bahkan bekas pondasi-pondasi jembatan keretapun masih
banyak yang tersisa. Dipetak ini juga posisi rel agak lebih tinggi dari jalan
raya. Di Dolopo selain terdapat bekas jalur kereta api, saya juga banyak
menjumpai bekas jalur kereta tebu milik PG Pagotan. Posisinya berada disebelah
kanan jalan. Bisa dibayangkan pada zaman dahulu saat jalan raya Pagotan –
Ponorogo diapit oleh dua jalur sepur, pasti sungguh sangat ramai dan indah.
Bekas
Pondasi Jembatan dan Rel di Petak Pagotan – Ponorogo
Bekas
Jembatan Lori PG Pagotan
Lokomotif
B5012 Bersisian dengan Lokomotif PG Pagotan
Sumber:
Rob Dickinson
Kereta
Api di Dolopo Menuju Ponororo
Sumber:
Rob Dickinson
Tiba
juga saya di Kota Ponorogo. Sayapun langsung bergegas menuju lokasi Stasiun
Ponorogo. Karena ini blusukan saya yang
kedua di petak Ponorogo, maka tak butuh waktu lama untuk menemukan lokasi
Stasiun Ponorogo.
Stasiun Ponorogo terletak di Jalan
Soekarno Hatta. Memang bangunan stasiun sudah hilang tak berbekas, akan tetapi
disekitar bekas lokasi Stasiun Ponorogo masih bisa dijumpai beberapa
peninggalan yakni: Rumah dinas pegawai stasiun, sinyal masuk stasiun, turn table, dan beberapa bekas rel yang
berada di bekas emplasemen stasiun.
Kini bekas lokasi Stasiun Ponorogo
telah berubah fungsi menjadi komplek pertokoan. Sementara bekas emplasemennya
telah berubah menjadi perumahan penduduk dan lapangan. Bahkan bekas turn table pun juga sudah hampir
terkubur oleh tanah. Dari Stasiun Ponorogo inilah jalur kereta bercabang menuju
Sumoroto dan Slahung. Perjalanan berikutnya saya lanjutkan menuju ke Slahung.
Peta
Jalur Kereta di Ponorogo
Sumber:
kitlv.nl
Jalur
Kereta Menuju Sumoroto dan Percabangan ke Kepung
Sumber:
kitlv.nl
Lokasi
Halte Seban dan Ujung Jalur Ponorogo – Badegan
Sumber:
kitlv.nl
Bekas
Rumah Dinas Pegawai Stasiun Ponorogo
Bekas Jalur Kereta Masuk Menuju Stasiun Ponorogo
Bekas
Emplasemen Stasiun Ponorogo
Bekas
Jalur Kereta Menuju Stasiun Ponorogo
Bekas
Sinyal Masuk Stasiun Ponorogo
Kereta
Api di Stasiun Ponorogo
Sumber:
Rob Dickinson
Dari
Stasiun Ponorogo perjalanan saya lanjutkan menuju Stasiun Jetis. Selama
perjalanan menuju Jetis bekas jalur kereta yang berada di dalam Kota Ponorogo
sudah sulit untuk dilacak karena telah tertutup oleh aspal jalan raya. Namun
mendekati wilayah Jetis, bekas jalur kereta masih banyak yang bisa dilihat.
Sebelum Halte Jetis sebenarnya terdapat beberapa pemberhentian kereta, akan
tetapi semua bangunannya telah hilang tak berbekas.
Stasiun Jetis terletak di Jetis
Ponorogo. Stasiun ini dahulunya memiliki dua jalur sepur. Dibagian depan
bangunan stasiun juga terdapat beberapa rumah dinas pegawai stasiun yang masih
ditempati dan terawat dengan baik. Meskipun bangunan stasiun tertutup, namun
bisa dikatakan bangunan Stasiun Jetis masih terawat dengan baik. Dibagian
emplasemen stasiun masih bisa dilihat dua bekas jalur kereta api. Kini dibagian
belakang stasiun dimanfaatkan sebagai pasar.
Bekas
Bangunan Stasiun Jetis
Rumah
Dinas Pegawai Stasiun Jetis
Bekas
Emplasemen Stasiun Jetis
Bekas
Pondasi Jembatan Disekitar Stasiun Jetis
BERSAMBUNG (SYSTEM ERROR)
BAGIAN 1: JALUR KERETA MADIUN - PONOROGO BAGIAN 1
BAGIAN 3: JALUR MADIUN PONOROGO BAGIAN 3
PENELUSURAN 2015: JALUR KERETA MADIUN - PONOROGO
PRIMA UTAMA / 2017 / EMAIL: primautama@ymail.com / WA : 085725571790 / IG: @primautama
BAGIAN 1: JALUR KERETA MADIUN - PONOROGO BAGIAN 1
BAGIAN 3: JALUR MADIUN PONOROGO BAGIAN 3
PENELUSURAN 2015: JALUR KERETA MADIUN - PONOROGO
PRIMA UTAMA / 2017 / EMAIL: primautama@ymail.com / WA : 085725571790 / IG: @primautama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar