MENCARI JEJAK JALUR NIS DI SF COLOMADU
Suiker
Fabriek Colomadu atau yang populer disebut Pabrik Gula Colomadu, adalah
sebuah pabrik gula non aktif yang terletak di Kecamatan Colomadu Karanganyar
Jawa Tengah. Pabrik gula yang dibangun oleh KGPAA Mangkunegara IV pada tahun
1861 ini, pada masanya memiliki kontribusi yang besar bagi masyarakat sekitarnya.
Selain sebagai lahan bisnis yang dimiliki oleh keluarga Mangkunegaran, pabrik
ini juga turut andil dalam pembangunan ekonomi di wilayah kekuasaan Mangkunegaran.
Pabrik Gula
Colomadu Tahun 1867
Sumber: kitlv.nl
Seperti halnya pabrik-pabrik gula di
tempat lain, dahulu pabrik ini juga menggunakan angkutan kereta api sebagai
sarana angkut tetes tebu. Tercatat pabrik ini pernah terhubung dengan Stasiun
Purwosari yang berada di Solo sebagai jalur distribusinya. Jalur tersebut pada
masanya dibangun oleh Nederland Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) yang kemudian
diambil alih oleh PJKA pasca kemerdekaan.
Tahun
terakhir operasional jalur tersebut adalah pada tahun 1991, yang kemudian
digantikan oleh truk tangki untuk mengangkut tetes tebu. Kini bekas rel di
jalur tersebut memang sudah tidak ada karena telah diambil oleh PT. KAI pasca
dinonaktifkan. Meskipun demikian jejak jalur tersebut masih bisa kita jumpai
dibeberapa titik.
Pada
kesempatan kali ini saya mencoba mencari jejak jalur milik NIS yang berada di
komplek bekas Pabrik Gula Colomadu. Pencarian ini saya fokuskan hanya di
komplek pabrik gula saja, karena pada kesempatan sebelumnya saya pernah
melakukan penelusuran jalur tetes tebu milik PG Colomadu dari Gembongan hingga
ke Colomadu.
Jalur Tetes Tebu
PG Colomadu
Sumber: kitlv.nl
Bekas Jalur
Tetes Tebu Menuju PG Colomadu
Minggu 20
September 2015, saya bersama dengan teman-teman dari Komunitas Lakulampah Solo
berkesempatan mengunjungi bekas Pabrik Gula Colomadu untuk belajar sejarah
perjalanan PG Colomadu. Kesempatan kali ini tidak saya sia-siakan untuk mencari
jejak jalur NIS di area pabrik yang dulu belum sempat saya telusuri. Didalam
area pabrik kami diajak berkeliling menelisik satu per satu bangunan-bangunan
yang ada disana.
Didalam komplek area pabrik saya
sempat menjumpai bangunan stasiun remise yang dulu digunakan sebagai tempat
menyimpan dan memperbaiki kereta pengangkut tebu milik PG Colomadu. Bahkan di
dalam bangunannya pun saya masih bisa menjumpai potongan-potongan kereta lori
yang sudah tidak utuh lagi. Sungguh sangat disayangkan memang, benda yang
memiliki nilai sejarah tinggi tersebut tidak dirawat dengan semestinya.
Di
dalam area pabrik sudah sangat susah melacak keberadaan jalur kereta maupun decauvile. Hal ini dikarenakan
lingkungan pabrik yang sudah banyak ditumbuhi rumput ilalang yang sangat lebat
dan beberapa timbunan tanah yang menutupi bekas jalur kereta maupun decauvile. Lazim memang, PG Colomadu
memang telah dinonaktifkan semenjak tahun 1997, dan selama kurang lebih 18
tahun lokasi pabrik sengaja dibiarkan kosong.
Pabrik Gula
Colomadu
Stasiun Remise
PG Colomadu
Menara Air
Stasiun Remise
Bekas Kereta
Lori di Dalam Stasiun Remise
Stasiun Remise
di Sisi Utara Pabrik
Bekas Kereta
Lori di Dalam Stasiun Remise
Berkeliling mengitari komplek pabrik
saya belum juga menemukan bekas jejak jalur milik NIS yang saya cari. Saya dan
rombongan pun akhirnya masuk kedalam bangunan utama Pabrik Gula Colomadu dengan
didampingi dua orang pegawai dari pabrik. Disini saya sedikit mulai menemukan
petunjuk keberadaan jalur pengangkut tetes tebu. Tak jauh dari pintu masuk
utama pabrik, saya menemukan sebuah jalur kereta yang memiliki gauge 1067 milimeter. Memang sepintas
jalur tersebut terlihat seperti decauvile,
tapi jika diamati secara seksama jenis relnya pun lebih besar jika dibandingkan
dengan decauvile.
Saya juga sempat menanyakan hal
tersebut pada salah seorang karyawan pabrik yang turut serta mendampingi kami.
Beliau mengatakan itu adalah rel milik PJKA karena lebar rel nya yang berbeda
dengan jalur lori. Jika ditarik garis lurus, jalur tersebut memang mengarah ke
arah selatan yang merupakan arah jalur tetes tebu dari Gembongan. Bekas jalur
tersebut kini hampir hilang terkubur tanah dan semak belukar.
Bekas Jalur
Milik NIS di PG Colomadu
Bekas Jalur
Milik NIS di Dalam Pabrik
Meskipun bekas jalur kereta milik
NIS tersebut hampir hilang tertutup tanah dan semak belukar, setidaknya bekas
jalur tersebut masih tersisa dan bisa saya saksikan. Puas rasanya bisa
menyaksikan secara langsung bekas jalur tersebut. Semoga seiring dengan
berjalannya waktu peningalan-peninggalan bersejarah semacam ini bisa terus
dijaga dan dilestarikan dengan baik.
Peserta Blusukan
PG Colomadu
Monumen KGPAA IV
Pendiri Pabrik Gula Colomadu
_________
Developed by: blusukanpabrikgula.blogspot.com
_________
PRIMA UTAMA / 2015 / WA: 085725571790 / MAIL, FB: primautama@ymail.com / INSTA: @primautama
Jauh lebih baik mas sekarang pabrik gulanya, blusukan rel mati di tempat ber-ac
BalasHapus