Selasa, 22 September 2015

PG COLOMADU DAN NIS

MENCARI JEJAK JALUR NIS DI SF COLOMADU


            Suiker Fabriek Colomadu atau yang populer disebut Pabrik Gula Colomadu, adalah sebuah pabrik gula non aktif yang terletak di Kecamatan Colomadu Karanganyar Jawa Tengah. Pabrik gula yang dibangun oleh KGPAA Mangkunegara IV pada tahun 1861 ini, pada masanya memiliki kontribusi yang besar bagi masyarakat sekitarnya. Selain sebagai lahan bisnis yang dimiliki oleh keluarga Mangkunegaran, pabrik ini juga turut andil dalam pembangunan ekonomi di wilayah kekuasaan Mangkunegaran.

Pabrik Gula Colomadu Tahun 1867
Sumber: kitlv.nl

            Seperti halnya pabrik-pabrik gula di tempat lain, dahulu pabrik ini juga menggunakan angkutan kereta api sebagai sarana angkut tetes tebu. Tercatat pabrik ini pernah terhubung dengan Stasiun Purwosari yang berada di Solo sebagai jalur distribusinya. Jalur tersebut pada masanya dibangun oleh Nederland Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) yang kemudian diambil alih oleh PJKA pasca kemerdekaan.
Tahun terakhir operasional jalur tersebut adalah pada tahun 1991, yang kemudian digantikan oleh truk tangki untuk mengangkut tetes tebu. Kini bekas rel di jalur tersebut memang sudah tidak ada karena telah diambil oleh PT. KAI pasca dinonaktifkan. Meskipun demikian jejak jalur tersebut masih bisa kita jumpai dibeberapa titik.
Pada kesempatan kali ini saya mencoba mencari jejak jalur milik NIS yang berada di komplek bekas Pabrik Gula Colomadu. Pencarian ini saya fokuskan hanya di komplek pabrik gula saja, karena pada kesempatan sebelumnya saya pernah melakukan penelusuran jalur tetes tebu milik PG Colomadu dari Gembongan hingga ke Colomadu.

Jalur Tetes Tebu PG Colomadu
Sumber: kitlv.nl



Bekas Jalur Tetes Tebu Menuju PG Colomadu

             Minggu 20 September 2015, saya bersama dengan teman-teman dari Komunitas Lakulampah Solo berkesempatan mengunjungi bekas Pabrik Gula Colomadu untuk belajar sejarah perjalanan PG Colomadu. Kesempatan kali ini tidak saya sia-siakan untuk mencari jejak jalur NIS di area pabrik yang dulu belum sempat saya telusuri. Didalam area pabrik kami diajak berkeliling menelisik satu per satu bangunan-bangunan yang ada disana.
            Didalam komplek area pabrik saya sempat menjumpai bangunan stasiun remise yang dulu digunakan sebagai tempat menyimpan dan memperbaiki kereta pengangkut tebu milik PG Colomadu. Bahkan di dalam bangunannya pun saya masih bisa menjumpai potongan-potongan kereta lori yang sudah tidak utuh lagi. Sungguh sangat disayangkan memang, benda yang memiliki nilai sejarah tinggi tersebut tidak dirawat dengan semestinya.
Di dalam area pabrik sudah sangat susah melacak keberadaan jalur kereta maupun decauvile. Hal ini dikarenakan lingkungan pabrik yang sudah banyak ditumbuhi rumput ilalang yang sangat lebat dan beberapa timbunan tanah yang menutupi bekas jalur kereta maupun decauvile. Lazim memang, PG Colomadu memang telah dinonaktifkan semenjak tahun 1997, dan selama kurang lebih 18 tahun lokasi pabrik sengaja dibiarkan kosong.

Pabrik Gula Colomadu

Stasiun Remise PG Colomadu

Menara Air Stasiun Remise

Bekas Kereta Lori di Dalam Stasiun Remise

Stasiun Remise di Sisi Utara Pabrik

Bekas Kereta Lori di Dalam Stasiun Remise

            Berkeliling mengitari komplek pabrik saya belum juga menemukan bekas jejak jalur milik NIS yang saya cari. Saya dan rombongan pun akhirnya masuk kedalam bangunan utama Pabrik Gula Colomadu dengan didampingi dua orang pegawai dari pabrik. Disini saya sedikit mulai menemukan petunjuk keberadaan jalur pengangkut tetes tebu. Tak jauh dari pintu masuk utama pabrik, saya menemukan sebuah jalur kereta yang memiliki gauge 1067 milimeter. Memang sepintas jalur tersebut terlihat seperti decauvile, tapi jika diamati secara seksama jenis relnya pun lebih besar jika dibandingkan dengan decauvile.
            Saya juga sempat menanyakan hal tersebut pada salah seorang karyawan pabrik yang turut serta mendampingi kami. Beliau mengatakan itu adalah rel milik PJKA karena lebar rel nya yang berbeda dengan jalur lori. Jika ditarik garis lurus, jalur tersebut memang mengarah ke arah selatan yang merupakan arah jalur tetes tebu dari Gembongan. Bekas jalur tersebut kini hampir hilang terkubur tanah dan semak belukar.

Bekas Jalur Milik NIS di PG Colomadu

Bekas Jalur Milik NIS di Dalam Pabrik

            Meskipun bekas jalur kereta milik NIS tersebut hampir hilang tertutup tanah dan semak belukar, setidaknya bekas jalur tersebut masih tersisa dan bisa saya saksikan. Puas rasanya bisa menyaksikan secara langsung bekas jalur tersebut. Semoga seiring dengan berjalannya waktu peningalan-peninggalan bersejarah semacam ini bisa terus dijaga dan dilestarikan dengan baik.

Peserta Blusukan PG Colomadu

Monumen KGPAA IV Pendiri Pabrik Gula Colomadu


_________
Developed by: blusukanpabrikgula.blogspot.com
_________
PRIMA UTAMA / 2015 / WA: 085725571790 / MAIL, FB: primautama@ymail.com / INSTA: @primautama   












1 komentar:

  1. Jauh lebih baik mas sekarang pabrik gulanya, blusukan rel mati di tempat ber-ac

    BalasHapus