Rabu, 01 Oktober 2014

SEJARAH SINGKAT PEMBANGUNAN KERETA API DI INDOENESIA

 SEJARAH SINGKAT KERETA API DI INDONESIA

            Siapa yang tidak kenal dengan moda transportasi kereta api yang merupakan salah satu moda transportasi favorit bagi masyarakat Indonesia. Kehadiran ular besi di Indonesia ini ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang. Bahkan Indonesia adalah Negara ke dua di Asia yang memiliki jaringan kereta api setelah India. Kehadiran transportasi kereta api tidaklah lepas dari pengaruh Belanda yang menjajah Indonesia hampir tiga setengah abad lamanya.
            Jaringan kereta api di Indonesia pertama kali dibangun pada tahun 1864 yang ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalur kereta api pada tanggal 17 Juni oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan pertama ini di prakarsai oleh perusahaan swasta kereta api Hindia Belanda Naamlooze Venootschap Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM). Jalur pertama yang dibangun kala itu adalah jalur dari Kemijen Semarang hingga ke Desa Tanggung yang berada di Kabupaten Grobogan dengan jarak kurang lebih 28 kilometer. Kala itu jalur dibangun dengan menggunakan lebar gauge 1435 mm.
            Tiga tahun masa pembangunannya, akhirnya pada tanggal 10 Agustus 1867 jalur kereta api pertama di Indonesia resmi dibuka untuk angkutan umum. Kehadiran kereta api di wilayah tersebut masih dianggap aneh oleh masyarakat sekitar. Masyarakat Semarang dan Grobogan kala itu yang belum mengenal teknologi mesin uap masih menganggap bahwa tenaga lokomotif kereta menggunakan tenaga yang berasal dari makhluk halus.
            Pembangunan jalur kereta api pertama ini dimaksudkan selain untuk angkutan penumpang juga sebagai angkutan hasil bumi yang kala itu sangat melimpah di kawasan Semarang dan Grobogan. Jalur tersebut diharapkan mampu memudahkan aliran distribusi hasil pertanian ke Pelabuhan Semarang untuk diangkut dan di jual ke beberapa wilayah di penjuru dunia. Kesuksesan pembangunan kereta api dari Kemijen hingga Tanggung inilah yang memprakarsai pembangunan jalur kereta di wilayah lain. Bahkan pada masa itu juga mulai bermunculan beberapa perusahaan kereta api Hindia Belanda yang turut membangun jaringan kereta api di Indonesia.

Halte Tanggoeng Tahun 1867
Sumber: kitlv.nl

Stasiun Samarang NIS Tahun 1867
Sumber: kitlv.nl

Stasiun Samarang NIS Tahun 1905
Sumber: kitlv.nl

            Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan jalur kereta api di Indonesia mulai berkembang pesat. Bahkan akibat perkembangannya ini, stasiun pertama di Indonesia yaitu Stasiun Samarang NIS harus di bongkar karena adanya perpanjangan jalur kereta menuju Poncol Semarang. Kala itu memang Stasiun Samarang NIS adalah jalur buntu atau terminus dari arah Tanggung. Akhirnya, NIS membangun sebuah stasiun baru untuk angkutan penumpang di kawasan Tawang yang kini dikenal dengan nama Stasiun Tawang Semarang. Keberadaan stasiun Samarang NIS sendiripun hanya diperuntukkan untuk angkutan barang. 
            Tepat tiga tahun setelah pembangunan jalur kereta pertama dari Semarang menuju Tanggung, akhirnya pada tanggal 10 Februari 1870 Kota Semarang dan Surakarta berhasil dihubungkan dengan jalur kereta api sepanjang 110 kilometer. Keberhasilan inilah yang memacu pembangunan jaringan kereta api diberbagai wilayah di Indonesia. Tidak mengherankan jika pada tahun 1880 panjang jalur kereta sudah mencapai 405 kilometer. Angka ini terus naik dari tahun ke tahun. Tercatat pada tahun 1900 panjang jalur kereta api sudah mencapai 3.338 kilometer.

Stasiun Semarang Tawang Tahun 1930
Sumber: kitlv.nl

Kantor Pusat NIS di Semarang Tahun 1927
Sumber: kitlv.nl


            Selain di Pulau Jawa, pembangunan jaringan jalur kereta api juga dilakukan di pulau lain. Pulau-pulau di Indonesia yang pernah di bangun jaringan kereta api adalah Pulau Sumatera yang dimulai pada tahun 1874, Pulau Sulawesi pada tahun 1922, dan Pulau Madura pada tahun 1901. Sampai dengan tahun 1939, panjang jalur kereta api di Indonesia sudah mencapai 6.811 kilometer.
            Selain jalur kereta api, dibeberapa wilayah di Indonesia juga dibangun jaringan kereta api ringan atau tram. Jaringan ini dibangun oleh perusahaan-perusahaan kereta api Hindia Belanda yang tidak terlalu besar. Hal ini dikarenakan pembangunan jalur tram lebih murah jika dibandingkan dengan pembangunan jalur kereta api. Beberapa perusahaan tram milik Hindia Belanda yang pernah ada diantaranya adalah: Samarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), Solosche Tramweg Maatschappij (SoTM), Malang Stoomtram Maatschappij, Madoera Stoomtram Maatschppij dan lain-lain.

Tram di Batavia Tahun 1931
Sumber: kitlv.nl

Tram di Semarang Milik SJS Tahun 1915
Sumber: kitlv.nl

Kantor Pusat SJS di Semarang Tahun 1927
Sumber: kitlv.nl

Tram di Madura Tahun 1930
Sumber: kitlv.nl

            Pada tahun 1942, datanglah Bangsa Jepang ke Indonesia yang telah berhasil mengusir Belanda dari tanah Indonesia untuk melakukan penjajahan. Selama tiga tahun pendudukan Jepang di Indonesia, banyak jalur kereta api yang di cabut untuk dipindah ketempat lain, bahkan ada yang dipindah hingga ke Burma. Tercatat sepanjang 901 kilometer jalur kereta api raib akibat dipreteli oleh tentara Jepang.
            Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, seluruh aset perkeretaapian peninggalan pemerintah kolonial diambil alih oleh pemerintah. Pengelolaan kereta api pada masa itu di lakukan oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) yang merupakan lembaga bentukan pemerintah khusus untuk mengelola perkeretaapian di Indonesia.
            Pengelolaan kereta api di bawah pemerintah tidaklah lantas menjamin perkeretaapian Indonesia terlepas dari masalah yang mendera. Pada tahun 1970-an, saat kereta api dikelola oleh PJKA, banyak jalur kereta api diberbagai wilayah di Indonesia ditutup. Hal ini dikarenakan kereta api tidak mampu bersaing dengan moda transportasi lain yang berbasis jalan raya yang dirasa lebih cepat dan praktis. Selain itu infrastruktur kereta api yang sudah tua dan tidak adanya peremajaan juga menjadi salah satu faktor banyaknya jalur kereta api yang ditutup kala itu. Dari 7583 kilometer panjang jalur kereta api yang ada di Indonesia, lebih dari 2500 kilometer ditutup atau non aktif.
            Kini 148 tahun sudah kereta api hadir di Indonesia. Meskipun banyak masalah yang mendera, banyak terobosan dan perbaikan yang telah dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia selaku pengelola kereta api di Indonesia untuk terus memajukan dunia perkeretaapian di Indonesia. Semoga perkeretaapian di Indonesia dapat terus maju dan bersaing dengan Negara lain. 

(Disarikan dari berbagai sumber)

_____________________________
Artikel ini dikembangkan oleh: blusukanpabrikgula.blogspot.com
_____________________________
PRIMA UTAMA / 2014 / WA: 085725571790 / FB, MAIL: primautama@ymail.com / INSTA: @primautama 









4 komentar:

  1. ditunggu liputan jalur wonosobo - banjarnegara - purbalingga - purwokerto

    kereta dengan aroma rokong klembak menyan, :)

    BalasHapus
  2. SIAP.......

    tapi ini masih persiapan di jalur semarang-demak-kudus-pati-rembang dulu.

    untuk area wonosobo dan sekitarnya masih mencari petunjuk sama akomodasinya. soalnya kalau kesana harus dilakukan 2 hari minimal...

    BalasHapus